Minggu, 11 November 2012

Prasarana dan Sarana Penanganan Pasca Panen Kopi

Penanganan pasca panen kopi merupakan proses yang perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kualitas biji kopi. Baik dan tidaknya proses pasca panen kopi dipengaruhi oleh sarana dan prasarana pasca panen kopi. Lokasi: Lokasi bangunan tempat penanganan pasca panen harus memenuhi persyaratan seperti: 1)Bebas dari pencemaran, bukan di daerah pembuangan sampah/kotoran cair maupun padat, jauh dari peternakan dan industri yang mengeluarkan polusi yang tidak dikelola secara baik; 2)Bukan di daerah yang saluran pembuangannya buruk;3) Dekat dengan sentra produksi sehingga menghemat biaya transportasi danmenjaga kesegaran produk; 4) Tidak dekat dengan perumahan penduduk (khususnya untuk produk tertentu seperti karet, kopi, kakao dan sebagainya. Bangunan: 1)Bangunan harus memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan sesuai dengan jenis produk yang ditangani, sehingga mudah dibersihkan, mudah dilaksanakan tindak sanitasi dan mudah dipelihara; 2)Tata letak diatur sesuai dengan urutan proses penanganan sehingga lebih efisien;3) Penerangan cukup, dan lampu berpelindung;4) Aman dari pencurian. Sanitasi: Bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana penyediaan air bersih, sara pembuangan yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilengkapi dengan toilet yang letaknya tidak terbuka langsung ke ruang proses penanganan pasca panen dan dilengkapi dengan bak cuci tangan (wastafel). Wadah dan Pembungkus: Wadah dan pembungkus harus memenuhi persyaratan seperti: 1)dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar;2)dibuat dari bahan yang tidak menghasilkan zat yang dapat mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu makanan ; 3)Tahan atau tidak berubah selama pengangkutan dan peredaran;4)Sebelum digunakan wadah harus dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi,5)Wadah dan bahan pengemas disimpan pada ruangan yang kering dengan ventilasi yang cukup dan dicek kebersihannya. Alat dan Mesin: Alat dan mesin pengolahan kopi biasa digunakan pada penanganan pasca panen kopi secara berkelompok, menengah dan besar yang menangani proses pengolahan kopi dengan cara kering, semi basah maupun basah. Proses pengolahan kopi dengan bantuan alat dan mesin memerlukan biaya investasi yang relatif cukup besar, dan membutuhkan tenaga terlatih serta biaya operasional untuk bahan bakar dan listrik. Alat dan mesin yang dipergunakan untuk penanganan pasca panen kopi harus memenuhi persyaratan minimum yang telah ditetapkan,dan telah teruji kinerjanya oleh Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian. Selain itu alat dan mesin harus memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomis, dan ergonomis. Persyaratan peralatan dan mesin yang digunakan alam penanganan pasca panen kopi meliputi: 1)Permukaan yang berhubungan dengan bahan yang diproses tidak boleh berkarat dan tidak mudah mengelupas; 2)Mudah dibersihkan dan dikontrol; 3)Tidak mencemari hasil dan tidak bereaksi dengan produk; 4) Mudah dilakukan tindakan sanitasi. Contoh alat dan mesin yang dapat digunakan dalam penanganan pasca panen kopi diantaranya: 1) mesin pengupas kulit buah kopi (pulper) yang digunakan untuk mengupas biji kopi dalam proses pengolahan cara basah dan semi basah, 2) mesin pencuci biji kopi yang berfungsi melepas lapisan lendir dan memberikan benda asing di permukaan kulit tanduk, 3) mesin pengering yang berfungsi mempercepat proses difusi air sehingga aman disimpan dan tetap memiliki mutu yang baik sampai tahap proses pengolahan selanjutnya, 4) mesin pengupas (huller) biji kopi kering yang befungsi memisahkan kulit buah kering, kulit tanduk dan kulit ari sehingga diperoleh biji kopi pasar yang bersih dan bermutu baik, 5) Mesin sortasi biji kopi yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas kerja sortasi manual. Penulis: Sri Wijiastuti, Penyuluh Pertanian Madya. Sumber: Pedoman Umum Pasca Panen Perkebunan yang Baik dan Benar. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Departeman Pertanian. 2006.

Jumat, 02 November 2012

PANEN, KEHILANGAN PANEN, PASCA PANEN DAN PEMASARAN KOPI



 a) Proses Panen
             Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia.Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan.Tanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah-daerah yang terletak diantara 20o LU dan 20o LS.Berdasarkan data yang ada Indonesia terletak diantara 5o LU dan 10o LS.Hal ini berarti sangat ideal dan potensial bagi pengembangan tanaman kopi.
            Tanaman kopi yang terawat dengan baik dapat mulai berproduksi pada umur 2,5 - 3 tahun tergantung dari lingkungan dan jenisnya. Tanaman kopi robusta dapat berproduksi mulai dari 2,5 tahun, sedangkan arabika pada umur 2,5 - 3 tahun. Jumlah kopi yang dipetik pada panen pertama relatif masih sedikit dan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanaman sampai mencapai puncaknya pada umur 7 - 9 tahun.Pada umur puncak tersebut produksi kopi dapat mencapai 9 - 15 kuintal kopi beras/ha/tahun untuk kopi robusta dan 5 - 7 kuintal kopi beras/ha/tahun untuk kopi arabika.Namun demikian, bila tanaman kopi dipelihara secara intensif dapat mencapai hasil 20 kuintal kopi beras/ha/tahun.
1. Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah.Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).
 2. Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis. Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
3. Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan : a. Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak. b. Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak. c. Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan. d. Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir. 
  
b) Kehilangan Panen
            Kehilangan panen (lost) pada biji kopi hal ini sering terjadi di sebabkan a).Saat pemetikkan manual karena biji kopi tumbuhnya bergerombol. b). Saat akan di masukkan kedalam keranjang. c).Saat penyeleksian antara biji buah masak, dompolan buah masak, buah kopi yang gugur akibat terlamabat pemetikkan dan buah kopi yang masih hijau. Karena ukurannya kecil akibatnya bila terjatuh sering diabakan.d).Saat pengangkutan kedalam gudang penyimpanan.

c) Pasca Panen
            Penanganan pasca panen kopi merupakan proses yang perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kualitas biji kopi. Baik dan tidaknya proses pasca panen kopi dipengaruhi oleh sarana dan prasarana pasca panen kopi.
-          Lokasi: Lokasi bangunan tempat penanganan pasca panen harus memenuhi persyaratan seperti: 1)Bebas dari pencemaran, bukan di daerah pembuangan sampah/kotoran cair maupun padat, jauh dari peternakan dan industri yang mengeluarkan polusi yang tidak dikelola secara baik; 2)Bukan di daerah yang saluran pembuangannya buruk;3) Dekat dengan sentra produksi sehingga menghemat biaya transportasi danmenjaga kesegaran produk; 4) Tidak dekat dengan perumahan penduduk (khususnya untuk produk tertentu seperti karet, kopi, kakao dan sebagainya.
-          Bangunan: 1)Bangunan harus memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan sesuai dengan jenis produk yang ditangani, sehingga mudah dibersihkan, mudah dilaksanakan tindak sanitasi dan mudah dipelihara; 2)Tata letak diatur sesuai dengan urutan proses penanganan sehingga lebih efisien;3) Penerangan cukup, dan lampu berpelindung;4) Aman dari pencurian.
Sanitasi: Bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana penyediaan air bersih, sara pembuangan yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dilengkapi dengan toilet yang letaknya tidak terbuka langsung ke ruang proses penanganan pasca panen dan dilengkapi dengan bak cuci tangan (wastafel).
-          Wadah dan Pembungkus: Wadah dan pembungkus harus memenuhi persyaratan seperti: 1)dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar;2)dibuat dari bahan yang tidak menghasilkan zat yang dapat mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu makanan ; 3)Tahan atau tidak berubah selama pengangkutan dan peredaran;4)Sebelum digunakan wadah harus dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi,5)Wadah dan bahan pengemas disimpan pada ruangan yang kering dengan ventilasi yang cukup dan dicek kebersihannya.
-          Alat dan Mesin: Alat dan mesin pengolahan kopi biasa digunakan pada penanganan pasca panen kopi secara berkelompok, menengah dan besar yang menangani proses pengolahan kopi dengan cara kering, semi basah maupun basah. Proses pengolahan kopi dengan bantuan alat dan mesin memerlukan biaya investasi yang relatif cukup besar, dan membutuhkan tenaga terlatih serta biaya operasional untuk bahan bakar dan listrik.
Alat dan mesin yang dipergunakan untuk penanganan pasca panen kopi harus memenuhi persyaratan minimum yang telah ditetapkan,dan telah teruji kinerjanya oleh Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian. Selain itu alat dan mesin harus memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomis, dan ergonomis.
·         Persyaratan peralatan dan mesin yang digunakan alam penanganan pasca panen kopi meliputi: 1)Permukaan yang berhubungan dengan bahan yang diproses tidak boleh berkarat dan tidak mudah mengelupas; 2)Mudah dibersihkan dan dikontrol; 3)Tidak mencemari hasil dan tidak bereaksi dengan produk; 4) Mudah dilakukan tindakan sanitasi.
Contoh alat dan mesin yang dapat digunakan dalam penanganan pasca panen kopi diantaranya: 1) mesin pengupas kulit buah kopi (pulper) yang digunakan untuk mengupas biji kopi dalam proses pengolahan cara basah dan semi basah, 2) mesin pencuci biji kopi yang berfungsi melepas lapisan lendir dan memberikan benda asing di permukaan kulit tanduk, 3) mesin pengering yang berfungsi mempercepat proses difusi air sehingga aman disimpan dan tetap memiliki mutu yang baik sampai tahap proses pengolahan selanjutnya, 4) mesin pengupas (huller) biji kopi kering yang befungsi memisahkan kulit buah kering, kulit tanduk dan kulit ari sehingga diperoleh biji kopi pasar yang bersih dan bermutu baik, 5) Mesin sortasi biji kopi yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas kerja sortasi manual.

d) Pemasaran Kopi
            Salah satu komoditi Negara Indonesia adalah kopi karena masyarakat Indonesia menyukai bahkan untuk sebagian besar mengkonsumsi kopi menjadi kebiasaan sebagai minuman penghangat atau penyemangat setiap pagi dan dari tahun ke tahun masyarakat Indonesia selalu bersaing membuat kombinasi baru atau bentuk olah baru berbahan dasarkan kopi untuk di pasarkan, diantaranya jenis-jenis kopi yang sering di pasarkan di Indonesia meliputi :
1.      Kopi Hitam
Kopi hitam adalah kopi yang biasanya disajikan tanpa campuran apa pun termasuk gula. Terbuat dari hasil ekstraksi langsung dari perebusan kopi.Satu cangkir kopi hitam memiliki nilai kafein 120 mg. Meskipun terasa sangat pahit, kopi hitam ini bebas lemak dan juga bebas kalori sangat membantu meningkatkan metabolisme tubuh.
2.      Espresso
Kopi  espresso adalah minuman kopi yang pekat yang dibuat dari serbuk kopi  hasil ekstrasi biji kopi dengan menggunakan uap pada tekanan tinggi. Tidak seperti kopi hitam, untuk membuat minuman Kopi  espresso dibutuhkan mesin espresso. Komponen espresso yang terpenting adalah krimnya, yakni busa keemasan yang mengambang di permukaan kopi.Di dalam krim tersebut terkandung minyak, protein, dan gula. Espresso merupakan dasar minuman kopi lain, seperti latte, cappuccino, macchiatos, dan mocha. Para peneliti menemukan satu cangkir espresso (30 ml) mengandung 107 mg kafein. Untuk itu disarankan untuk tidak minum lebih dari lima cangkir Espresso setiap hari meskipun pada tiap orang memiliki kepekaan berbeda terhadap kafein.
3.      Latte
Kopi latte adalah espresso yang dikombinasikan dengan susu yang dihangatkan dengan uap air. Latte dalam bahasa Italia sebenarnya berarti susu. Rasio kopi dan susu dalam kopi latte adalah 3:1 sehingga rasa susunya lebih dominan. Di Eropa latte biasanya ditujukan kepada pengopi yang masih belia.
4.      Cappuccino
Kopi cappuccino juga berasal dari espresso. Hanya saja ada tambahan busa susu di atasnya. Awalnya  espresso dan susu dicampur lalu dihangatkan dengan uap air. Setelah itu baru diakhiri  dengan busa susu di atasnya. Busa susu berfungsi untuk menahan agar kopi tetap panas. Untuk membuatnya tambah nikmat dapat ditaburi bubuk cokelat di atas busa susunya.
5.      Mocha
Kopi mocha adalah kopi espresso yang di dalamnya ditambahkan kacang mocha.Minuman kopi ini berasal dari Yaman. Mirip seperti cappuccino dan latte, hanya saja kopi mocha lebih manis dan biasanya ditambahkan dengan sirup cokelat.
  1. Frappe
Kopi frappe adalah kopi espresso versi dingin.Disajikan dingin yang dibuat dengan tambahan gula, luluhan es, krim, dan air.
  1. Kopi instan
Kopi ini adalah kopi yang paling mudah ditemukan di supermarket atau kedai-kedai minuman.Cara pembuatannya mudah, harga terjangkau, dan sudah tersedia berbagai macam rasa yang nikmat.Cukup dituang ke dalam gelas dan diseduh air panas, praktis.


Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua,........
Budayakan berkomentar yea, tapi yang sopan,.. "ok"
"Anda Sopan Kami Segan"